Sejauh kamu merasa sendiri dan diabaikan oleh banyak orang, mungkin satu dari yang banyak itu, ada yang diam-diam membacamu. Ada pula yang tanpa kau sadari, selalu memerhatikanmu di kejauhan; menghafal cara berjalan, berbicara, bahkan mungkin dia lebih tahu berapa lebar kau tarik bibirmu ke kanan dan ke kiri saat tersenyum, atau bagaimana kamu mengekspresikan tawa; entah dengan menutup mulut atau terbahak keras.
Orang-orang yang membencimu juga adalah mereka yang peduli. Mereka bahkan---mungkin--lebih dulu tahu perkembanganmu dari orang-orang yang kau anggap terdekat denganmu. Mereka tahu aktivitas rutinmu, tahu kemana kau pagi, sore, dan apa yang rutin kau kerjakan saat malam hari. Ya, mereka perhatian. Bahkan saat kau sedang gusar-gusarnya, mereka lebih peka.
Ada pula yang selalu mengamatimu dan ingin kamu tahu kalau Dia melihat dan mendengar segala yang kau ucap, bahkan yang ada dalam hatimu mampu Dia baca. Tapi kamu selalu abai. Selalu merasa bahwa--di dunia ini--kamu hidup sendiri dan orang-orang sibuk dengan dunia yang mereka buat. Kamu tidak sadar, ada dzat yang menunggu kepulanganmu untuk berdo'a dan lebih dekat kepada-Nya; Allah.
*Nur
EmoticonEmoticon