Bersikap Adillah Dalam Memahami Keputusan Allah


Sejatinya, tugas manusia di dunia ini adalah untuk beribadah. Hal itu telah Allah gariskan dalam firman-Nya :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).
Ayat ini, dengan tegas menerangkan bahwa tugas utama seorang manusia adalah untuk mengkhususkan jiwa dan raganya dan mengarahkannya kepada bentuk amalan-amalan yang disyari’atkanoleh  Rabb-nya.
Ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala bermacam-macam jenisnya. Satu diantara bentuk ibadah yang disyariatkan adalah ibadah “syukur”.
Sebagai bentuk ibadah batin, ‘syukur’ merupakan tanda bahwa seorang hamba telah menerima secara ikhlas dan mengakui secara murni bahwa Allah adalah Rabb-nya yang telah mengatur, memberi, menahan, mengalihkan, dan mengatur segala urusannya di dunia.
Seorang muslim harus belajar untuk bersyukur
Seseorang yang mengaku beragama Islam, maka ia harus belajar untuk mensyukuri apa yang telah Allah berikan padanya, sekecil apapun nikmat yang ia dapatkan. Dengan bersyukur, berarti ia telah menunaikan amanat yang telah dibebankan kepadnya.
Namun sangat disayangkan, dalam kenyataan kondisi umat muslim sekarang ini, masih banyak dari individu-individu muslim yang tidak pandai dan adil untuk bersyukur.
Sering kita dengar kalimat-kalimat penyesalan, ketidakpuasan, dan keputus-asaan, yang bisa saja menjadi tanda kekufuran dan pengingkaran.
Seperti ada yang mengatakan : “Haduuh!, kok hujan sih, susah kerja kalo gini!”,
Padahal ketika musim panas dia merindukan hujan tersebut, yang sepatutnya disyukuri karena Allah mencukupi kebutuhan airnya.
Atau ketika ada yang mengeluhkan :”Ahhh, macet lagi macet lagi, kan jadi telat nih!”,
Padahal ketika macet pun kita patut bersyukur karena banyak hal positif dan berpahala yang dapat dilakukan ketika itu, seperti berdzikir dan bertafakkur, dan lainnya.
Atau ada pula yang mengatakan :”Yaah, males ah sholat di masjid mulu, cape!”,
Padahal sepatutnya dia bersyukur atas masih sehatnya badan, cukupnya rezeki, dan luangnya waktu. Dan apabila dia tahu hakikat kebaikan sholat di masjid, tepat waktu, dan berjamaah, dia akan merasakan kesyukuran atas kelapangan hidup dan persaudaraan sesama muslim.
Masyaa Allah, alangkah indahnya jika semua umat muslim betul-betul memahami makna firman Allah Ta’ala :
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan jika kalian bersyukur atas nikmat yang Aku berikan, maka niscaya akan Aku tambah nikmat-Ku untukmu, dan jika kalian kufur, sungguh azab-Ku sangatlah besar,” (QS Ibrahim : 7)
Maka sepatutnya kita semua selalu bersyukur atas segala perkara, baik dalam hal harta,waktu, keberhasilan, bahkan keadaan dalam kebaikan atau pun sebaliknya. Karena Allah lah yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi kita, meski kita tidak menyukainya.
Oleh karena itu, bersikap adil lah dalam memahami keputusan dan ketetapan Allah ‘Aza Wa Jalla. Wallohu A’alam.
Oleh : Agus Budi
Red  : Aziz Rachman
Web :fokusislam.com

Previous
Next Post »