Pantaskan dirimu karena Allah, Bukan Jodoh


Copas Ust. Rahmat Idris.

Sekali lagi, meluruskan persepsi.

Apakah jaminan shalihat akan mendapatkan yang shalihin atau sebaliknya shalihin mendapatkan yang shalihat? Kenyataannya ternyata tidak.
Bahkan ada yang shalihat mendapatkan yang kafir selayak siti Asiyah dengan Fir’aun atau Nabiyullah Luth dengan istrinya.
Lalu untuk apa menshalihkan diri kalau jodoh belum tentu shalih? Karena dengan shalih/at kita akan dapat memperbaiki pasangan kita atau setidaknya tidak mampu di rusak keimanan kita oleh pasangan kita.
Lihatlah bagaimana Ummu Sulaim, yang menikahi seorang muallaf namun kelak sang muallaf menjadi petarung luar biasa disamping nabi. Itulah kekuatan shalihat seorang istri.
Dan perhatikanlah bagaimana nasib istri nabi nuh yang berakhir tragis walau berpasangan dengan seorang nabi.
Jadilah shalihin dan shalihat tanpa syarat (untuk mendapat jodoh baik -DS). Soal pasangan, biar Allah ta’ala yang memilihkannya untuk kita. Tugas kita adalah memperbaikinya semampu kita.

Previous
Next Post »