“Da aku mah apa atuh cuma butiran debu…”
“Da aku mah apa atuh orang gak punya…”
“Da aku mah apa atuh gak kuliah…”
“Da aku mah apa atuh…”
Oleh : Mulkan Fauzi
Tidaklah Allah menciptakan manusia dengan cetakan yang salah apalagi asal-asalan. Seringkali –yang dianggap kekurangan oleh dirimu ternyata di kaca mata orang lain merupakan suatu kelebihan, bahkan terlihat jelita. Permasalahannya ternyata adalah prespektif hatimu yang selalu memandang remeh kemampuan sendiri, sehingga jatuh pada ke-tidak-percaya-an diri, atau paling tidak menganggap orang lain terlalu hebat dan kau tidak akan bisa –dan tidak akan pernah bisa menyamainya, apalagi menyusul mereka.
Maka muncullah, da aku mah apa atuh…
Well, disadari atau tidak, kata-kata itu mem-blok kemampuan; menjadi dalih untuk menolak segala sesuatu hanya karena menganggap dirimu kurang pantas untuk itu. Sampai-sampai menolak kesempatan untuk berbuat kebaikan yang notabene fitrahnya untuk diperlombakan; fastabiqul khayrat.
Saya pernah diajari –oleh pikiran saya sendiri tentang konsep persaudaraan dalam beribadah. Memang itsar (mendahulukan orang lain) adalah puncak dari hieraki/tahapan dalam bersaudara. Apa itu artinya dalam hal ibadah yang sifatnya langsung ke Allah dan prosesnya diamanahkan juga demikian? Maksud saya, mendahulukan orang lain untuk berwudhu, misalnya, sehingga dengan mendahulukan orang lain, sholat berjamaahmu tidak akan dapat takbiratul ihram bersama imam; mendahulukan orang lain untuk menjadi MC sebuah acara –kecil dakwah, sehingga dengan mendahulukan orang lain, kamu tidak termasuk dalam orang yang mengorganisasi kebaikan dan tergolong orang-orang yang tidak mau belajar. Saya rasa jawabannya tidak. Ini boleh dikoreksi ya, kalau salah
Apalagi jika dikaitkan dengan hal-hal yang sifatnya impian, cita-cita, tujuan, atau apalah-apalah.
Mau gitu impiannya ‘dirampas’ orang lain?
Jangan hanya karena menganggap dirimu tak berdaya lantas tak berbuat apa-apa; kalah sebelum mencoba; tumbang sebelum berperang; minder duluan. Hidup adalah rangkaian pelajaran, orang-orang besar masa lalu tidak pernah sekali pun melewatkan pelajarannya meskipun terlambat masuk kelas, atau harus mengulang pelajaran sampai beribu-ribu kali. Karena mereka yakin akan ada waktu di mana kesuksesan itu didapat dari memberanikan diri untuk mencoba. Hilangkan itu da aku mah apa atuh… selagi masih mampu cobalah!
Mau tahu tips-tips nya?
Setelah pink, ada biru dan merah, lalu apa lagi ya?
Setelah angsa, ada burung dan kursi kosong, lalu apa lagi ya?
EmoticonEmoticon