Dia Yang Memberi Atau Engkau Yang Memberi?

Dia Yang Memberi Atau Engkau Yang Memberi?

Apabila engkau ingin Allah membukakan pintu pengharapan kepadamu, maka perhatikanlah apa yang Dia berikan kepadamu.
Tapi, jika engkau ingin Allah membukakan pintu ketakutan untukmu, maka perhatikanlah apa yang engkau berikan kepada-Nya.
–Ibnu Atha'illah dalam Al-Hikam.
Manusia yang merasa dialah yang punya hakikat segalanya maka mereka akan bersandarkan kepada dirinya dan makhluk sekitarnya. Dan mereka akan merasa letih dan pasti kecewa dengan dirinya dan makhluk sekitarnya. Bahagia sukar diperolehi apabila mereka pergi kepada dirinya dan pergi kepada makhluk karena mereka hanya memandang dirinya semata.
Hatta ketika beramal sekalipun, mereka akan letih beramal dan merasa merekalah beramal dengan amal dari sumber mereka. Hidup mereka dengan diri mereka tanpa merasa wujud Allah sama sekali. Maka mereka lalai pada hakikat pada setiap saat.
Sebaliknya bahagialah mereka yg merasa hidup mereka dan makhluk sekitar mereka adalah semuanya dari anugerah dari Allah pada diri mereka hingga mereka memandang semuanya dari… dengan… untuk… dan karena Allah semata tanpa melihat hakikat wujud makhluk lagi disisinya serta sekitarnya dialam jagat raya ini. Semua sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan yang nampak adalah anugerah cinta Allah kepada dirinya.
Mereka hidup dengan penuh cinta dan penuh harap terhadap Allah tanpa berharap dan bergantung kepada dirinya dan makhluk apa pun lagi kerana mengetahui hakikat Malikiyaumiddin… bahawa Dia lah hakikat disebalik sesuatu dalam bentang shurah alam dan pada shurah dirinya. Cinta menghapus duka… cinta menghilang keletihan dan keluh kesah serta derita. Cinta mengundang bahagia… redha… sabar… dan syukur.
Anda harus terus berharap dan berpasangka baik kepada Allah dengan mensyukuri semua nikmat-Nya. Seorang yang sedang mencari jalan kebenaran selalu waspada pada kekurangannya sendiri, serta tidak mengungkit-ungkit pahala dan penderitaan-penderitaan yang engkau alami kerana tahu Dia yg menguji, maka selamanya akan membuat anda ketakutan pada diri anda sendiri.Tetaplah selalu berprasangka baik kepada-Nya, dan jangan menghitung-hitung penderitaanmu.
Apalah nilainya pemberian yang kamu berikan untuk Allah dengan amalmu itu sedangkan itu semuanya dari dan dengan anugerah Allah semasa kamu beramal. Apalah nilainya jika dibanding dengan cinta Allah yang memberi setiap saat anugerah sifat-sifat dan kehidupan kepadamu yang tanpaNya kamu adalah mayat.
Kamukah yang hidup atau Allah yg menghidupkan? Kamukah punya sifat-sifat atau Allah yg mensifati? Rasailah kedekatanNya disisi mu agar kamu dapat menikmati CintaNya dan dapat pula mencintaiNya dengan sifat CintaNya(Al Wadud).
(Ustaz Iqbal Zain al Jauhari)
Previous
Next Post »