Arti Sebuah Penantian

Arti Sebuah Penantian
Cinta Ali dan Fatimah luar biasa indah, terjaga kerahasiaannya dalam sikap, ekspresi, dan kata, hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam pernikahan. Konon, saking rahasianya, setan enggak tahu soal cinta di antara merea. Subhanallah ….
Ali terpesona pada Fatimah sejak lama, disebabkan kesalehan, keuletan, dan paras cantik putrid kesayangan Rasulullah itu. Ia pernah dua kali dilamar Abu Bakar dan Umar sementara dirinya merasa belum bisa menerima. Namun, kesabarannya berbuah manis. Lamaran kedua sahabat yang enggak diragukan lagi kesalehannya itu ternyata tidak diterima oleh Rasulullah saw. Ali kemudian memberanikan diri. Ternyata, lamarannya kepada Fatimah yang hanya bermodalkan baju besi sebagai mahar diterima oleh Rasulullah.
Fatimah diam-diam ternyata sejak lama telah memendam cinta kepada Ali. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya.” Ali bertanya mengapa Fatimah tetap mau menikah dengannya, dan apakah ia menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum, Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu.”
Dari kisah diatas begitu terlihat sebuah penantian yang dilakukan Ali dan Fatimah untuk bertemu dengan cinta sejati yang telah ditakdirkan untuk bersama.
Karena cinta abadi tak akan pernah mati.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian atau mempersilahkan yang ini namanya pengorbanan.
Ibarat sekuntum bunga yang sedang mekar atau bahkan telah mekar dan matang dalam waktu yang sudah cukup lama, adanya kecenderungan untuk disentuh oleh si kumbang jantan yang menawan dan memberikan sari madunya adalah salah satu fitrah yang lumrah dirasakan oleh seorang gadis.Sayangnya,saat ini banyak sekali dan semakin banyak kumbang-kumbang jantan yang hanya mengobral rayuan gombal, kata-kata tak berarti, hanya menggoda, bahkan hanya ingin menghisap sari madu dari sang gadis saja,setelah dapat ia terbang dan menghilang entah kemana. Sedikit sekali kumbang-kumbang jantan yang bersedia berjuang untuk membawa sang gadis dengan jalan yang diridhoi oleh ALLAH,yaitu sebuah jalan pernikahan.
Pernikahan merupakan sebuah ikatan suci,maka sudah sepatutnyalah setiap langkah untuk mencapainya pun harus dilakukan dengan cara yang suci. Manakala seorang gadis telah merasakan kerinduan akan seorang pendamping hidup, artinya secara sadar maupun tidak ia telah melangkahkan kakinya pada salah satu jalan yang akan menghantarkan pikiran dan hatinya pada sebuah mahligai pernikahan. Untuk itu, hendaknya ia senantiasa berjaga dengan kuat dan berhati-hati dalam setiap langkah. Jangan sampai ada noda yang tercecer dan mengotori jalan yang suci ini hingga tiba saat yang dinanti-nanti, yaitu ketika ALLAH meridhoi dan mewujudkan sebuah pernikahan indah dan suci yang selama ini didambakan.

Memang, penantian tidaklah membutuhkan tenaga yang ekstra besar. Namun, sebagian besar manusia pun mengakui bahwa penantian adalah salah satu pekerjaan yang sangat melelahkan. Terlebih lagi penantian untuk sebuah pernikahan, ini merupakan sebuah penantian besar yang sangat melelahkan. Karena dalam penantian inilah setan-setan dalam bentuk nafsu dan syahwat senantiasa menghampiri. Manakala seorang gadis tengah berada dalam lelahnya sebuah penantian, maka pada saat itulah setan-setan sedang menatapnya sebagai sebuah sarapan pagi yang lezat dan siap untuk disantap. Oleh karena itu, seorang muslimah hendaknya benar-benar mengerti hal-hal yang sebaiknya ia lakukan dalam masa penantiannya. Dengan demikian, penantiannya untuk sebuah pernikahan yang indah dan suci tidak akan sia-sia, dan ALLAH akan memberikannya seorang pendamping dalam pernikahan yang telah menjadi impian.

Yaa Rabbi, Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta dan berfikir sebelum bertindak lalu santun dalam berbicara kemudian tenang ketika gundah belajar diam ketika emosi melanda menjadikan sabar dalam setiap ujian. Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq, sebijaksana Umar bin Khattab, sedermawan Utsman bin Affan, sepintar Ali bin Abi Thalib, sesederhana Bilal, dan setegar Khalid bin Walid. Amin
Seleksi CerdasMulia WriterTrainer Mentorship Program 2014
Previous
Next Post »