Cinta Kita, Soal Kecocokan Jiwa

Cinta Kita, Soal Kecocokan Jiwa
Hmm, lagi-lagi bahasan kita kali ini adalah perkara cinta, bicara cinta memang tak akan ada habisnya ,tak akan pernah berakhir selama dunia juga belum berakhir. Kali ini kita akan bicara tentang cinta dan kecocokan jiwa.
Banyak yang berpikiran kalau cinta itu bisa tumbuh karena seringnya interaksi dan lamanya berinteraksi, itu memang benar akan tetapi lamanya interaksi dan seringnya berinteraksi tak ada jaminan kalau ia akan jadi cinta sejatimu, akan menjadi jodohmu yang akan bersanding dipelaminan. Berapa banyak kita lihat anak muda yang pacaran hingga 3 tahun, 4 tahun ,5 tahun bahkan lebih tapi hanya berujung pada kekecewaan, pada keputusasaan.
Tak sedikit juga yang menyangka kalau cinta itu adalah tentang kesamaan, menyukai makanan yang sama, minuman yang sama, film yang sama, buku yang sama serta apapun sama. Apakah ada jaminan itu akan membuat mereka berjodoh?, ternyata tidak juga. Banyak pacaran berawal dari rasa kesamaan, tapi malah berakhir dalam tangisan. Jadi tak ada jaminan sama sekali kalau kesamaan adalah jalan pertemuannya cinta.
Makin kenal makin cinta?, apakah semakin mengenali seseorang akan makin menumbuhkan cinta?, “pedekate” istilah beken anak muda hari ini untuk mengenali calonnya (tepatnya calon pacar). Yang mana di proses ini mereka saling berusaha mengenali kesukaan dan ketidak sukaan masing-masing calonnya. Apakah ini sudah menjadi jaminan akan mengikatnya cinta sejati?, ternyata tidak juga karena banyak juga yang ternyata akhirnya berakhir tragis dan gagal kepernikahan sementara sudah menghabiskan banyak waktu, energi bahkan uang untuk menjalani proses panjang saling mengenal.
Jangan kau kira cinta datang dari keakraban dan pendekatan yang tekun.
Cinta adalah putra dari kecocokan jiwa dan jikalau itu tiada cinta tak akan pernah tercipta, dalam hitungan tahun, bahkan milenia.
(Kahlil Gibran)
Ya, cinta bersemi, tumbuh dan berbuah karena kecocokan jiwa, bertemunya hati dengan hati, bertemunya batin dengan batin, yang ini tentu tak akan bisa dirumuskan dengan kata-kata. Tak butuh banyak waktu untuk mendeteksinya cukup 2 menit bahkan kurang, maka akan terngiang dihati “Ya, inilah orangnya”. Begitu juga bagi pasangannnya akan terucap lirih “Ternyata ini yang selama ini dicari”. Ya, sesimpel itulah berseminya rasa, dan selanjutnya ia akan bertemu di akad pernikahan dan bertumbuh dalam ketaatan pada Allah SWT.
“Ruh-ruh itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal diantara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal diantara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah.”
(H.R Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Iman lah yang menyatukannya, imanlah yang menjadi tolak ukur kepantasannya, Laki-laki yang Baik Allah akan dekatkan dan pertemukan dengan wanita yang baik-baik. Begitu juga sebalik yang buruk imannya dan ingkar tentu Allah akan dekatkan dan pertemukan juga dengan yang ingkar.
Jadi tugas utama kita bagi yang masih sendiri tentu adalah fokus untuk memantaskan diri, fokus kediri bukan fokus pada siapa jodohnya nanti. Karena Insya Allah nanti akan Allah pertemukan dengan jodoh kita dengan caranya yang indah dan tentu sesuai dengan kecocokan jiwanya.
Previous
Next Post »