Sayang, cinta itu rasionalitas sempurna

Oleh : Dini Fitriastuti, Apoteker Spesial Masalah Cinta dan Pergaulan 
SEBAIT lagu mengalun, dalam benaknya bersenandung penuh makna:
             Ingin kukatakan arti cinta kepadamu dinda
             Agar kau mengerti arti sesungguhnya
            Tak akan terlena dan terbawa harum bunga asmara
            Yang akan membuat dirimu sengsara
Saat sedang asyik bersenandung, tiba-tiba lampu indikator telepon genggamnya menyala, sebuah pesan masuk :
Jupri Jelek
Bagi mereka yang sedang jatuh cinta, yang paling dikhawatirkan adalah patah hati. Walau pun bukan untuk yang pertama kali, patah hati selalu dirasa menyakitkan sekaligus mengerikan.
Dinceuh
Kenapa kamu teh Jupri?
Jupri Jelek
Aku patah hati dinceuh…
Dinceuh
Pertanyaanya…….. apakah hati masih bisa patah bila sebelumnya pernah hancur berkeping-keping? ;p
Jupri Jelek
Justru karena pernah ada lubang sebelumnya, jadi lubangnya semakin dalam.
Dinceuh
Ngga lah jup… Kek orang disuntik, pas pertama serem, rasanya sakit. Untuk berikutnya kan cuma segitu doang rasa sakitnya.
Jupri Jelek
Batu kamu mah dinceuh -,-‘
Dinceuh menyadari, banyak sekali Jupri-Jupri lainnya di dunia ini. Banyak kasus yang dia temui, diantaranya adalah seperti ini,
“Aku kehilangan semangatku… Rasanya dunia muram. Biasanya dia yang semangatin aku.”
Okey darla, jadi begini yah… Hidup ini kita lahir sendiri, mati pun akan sendiri. Dibangkitkan bersama-sama namun tetap saja amalan sendiri yang menyelamatkan. Jika demikian, mengapa harus menyandarkan semangat pada orang lain?? Bila kamu bersandar di tiang, lalu kemudian tiang itu rubuh, kamu akan ikut rubuh. Maka bersandarlah pada Ia yang tak perlu bersandar pada yang lainnya, dan tak pernah juga runtuh.
“Kasian dia Kak, sejak patah hati dia kusut. Badannya kurus tak terurus. Kata teman-temannya dia jadi ngga fokus.”
Oke cyin, jadi begini… Dalam hidup itu kadang kita memang dipertemukan oleh beberapa orang yang seolah memberi harapan jika akan berjalan bersamaan hingga akhir kehidupan, namun ternyata tidak. Memang itu hanya kitanya saja yang salah pengertian. Bisa jadi kita dipertemukan untuk diberi pelajaran atau bahkan untuk diperkenalkan dengan orang yang lainnya. Kemudian bayangkan, permasalahan terutama pasca pernikahan itu bisa kompleks, rumit dan ajaib. Jika untuk me-manage hatinya saja dan menjaga tingkah laku dan pikirannya saja setelah patah hati yang sebetulnya masalah kecil tak mampu, lalu apa yang kamu harapkan ketika mengarungi gelombang kehidupan bersama dia?
“Tapi dia tuh baik bangettt sama akuu…”
Iya atuh sayang,, masa ada orang cinta dan menginginkanmu bersikap ngga baik? Coba perhatikan pula, apakah dia baik juga dengan semua orang di sekelilingnya? Jika iya, berarti memang dia orang baik, dan berbuat baik ke semua orang. Ngga perlu geer. Jika ke yang lain dia ngga baik, berhati-hatilah, jangan-jangan karena ada maunya.
“Dia terima aku apa adanya. Sayang banget dan perhatian sama aku… Muji-muji aku setinggi langit.”
Sekarang begini, coba pada saat bertemu bukankah kamu selalu dalam kondisi berwajah manis dan berpakaian baik? Padahal jika nanti berumah tangga, bisa ada masanya kamu dekil dan kucel. Bangun tidur dengan daster lusuh, baru mandi setelah matahari meninggi, galak karena period bulanan, merengek minta ini itu atau sekadar minta bantuan, atau ada masa saat kamu malas dan hanya ingin gulung-gulung kasur seharian. Itukan jelek… masihkah dia bersabar?
“Semenjak kenal dia, aku semakin baik.. dia menguatkanku..”
Ari kamu teh baik untuk siapa dan karena siapa?? Kepergiannya tak lantas membuat baikmu terhenti. Seharusnya begitu.
“Kami terpisahkan karena kondisi, bukan karena ada masalah diantara kami.”
Sejatinya jika memang dia milikmu, dia akan kembali padamu. Sekalipun terpisah lautan, berbeda benua, jika memang seharusnya, maka akan dipertemukan kembali.
“Pengorbanannya dah banyak… Kasian dia kak, sekarang sakit, muntah-muntah dan mual-mual. Berarti dia kan cinta sama aku.”
Yang dinilai berharga kan memang layak diperjuangkan, dan perjuangan perlu pengorbanan. Jadi itu wajar. Namanya ikhtiar kan hasilnya bisa iya atau tidak. Kalau masalah dia sakit mual muntah, itu mah bukan cinta… Itu mah gangguan pencernaan, bisa jadi salah makan. Obatnya juga bukan ketemu atau bareng kamu, tapi domperidon gitu, atau antasid barangkali.
Siapapun yang pernah bilang sayang akan terkalahkan oleh yang meminang. Siapapun yang bilang cinta, pada akhirnya akan terganti oleh yang direstui orang tua. Karena bagaimanapun, pada akhirnya kenangan hanya akan tertinggal di belakang. Jangan pernah lupa, pernikahan tak hanya semata perkara cinta, ada amanah besar membangun generasi disana
Bisa jadi ujian itu tiba, menguji kesabaran atas apa yang selama ini dipegang. Bilapun lelah menuju jalan kesana, berteguhlah di jalan kebaikan.
Sayang, cinta itu rasionalitas sempurna. [IslamPos]
Previous
Next Post »