Dinding yang Bisu



Langit apa yang menaungi kita . . .?Dan bumi apa yang kita pijak . . .?Pakaian apa yang kita kenakan . . .?Rasa malu apa yang ada dalam diri kita. . .?Sedang saudara kita hidup tanpa atap. . .Tanpa air minum dan pakaian. . .Tanpa makanan, pakaian dan udara bebas. . .Terpancar dari matanya cahaya harapanEntah dari siapa pembelaan kan datangKami hanya bagaikan dinding yang tuli dan butaMatanya menangis, air matanya mengalir derasDarahnya tertumpah, badannya terluka parahSuaranya telah parau. . .Memanggil dinding yg tuli dan butaDiam seribu bahasaPara lelaki melupakan kehormatan wanitaPara penguasa membuang rasa maluMenerobos fitrah sebagai wanitaMereka lawan musuh tuk bela saudaraDidalam istana mereka terpenjaraDitengah dinding yang buta dan tuliHanya tangisan senjata terbaikSegala upaya tiada gunaAtau meminta tolong tiada penolongAtau meminta perlindungan tiada pelindungKarena kita semua hanya dinding yg buta dan tuliSaudaraku kaum musliminSaudara kita meminta tolong tapi siapakah pembela?Kehormatan mereka dihinakanAnak-anak menjadi yatimPara pemuda menjadi gilaPara wanita menjadi jandaMereka mengadu kepada AllahTentang zalimnya para TaghutGuncanglah wahai gunungHujan lebatlah wahai awanBertebarlah wahai pasirTenggelamkan para tuli dan butaHancurkanlah wahai anginRajamlah wahai bintangSudah lewat zaman tangisan dan zaman kesedihanMelalaklah wahai senjataHancurkan para tuli dan butaHancurkan zaman yang hanya berdiam. . .

Previous
Next Post »